Cinta, Dasar Segalanya.Bacaan lanjutan: Yohanes 15:9-13 - Perintah untuk saling mengasihi.
Pada zaman para Hakim, di Betlehem hidup seorang bernama Elimelekh bersama istrinya, Naomi, dan kedua putra mereka bernama Mahlon dan Kilyon. Ketika terjadi kelaparan di daerah itu, keluarga ini menyingkir ke negeri tetangga, yaitu negeri Moab. Orang-orang Moab adalah orang kafir. Mereka menyembah berhala-berhala. Namun sesampainya di situ, Elimelek meninggal. Mahlon dan Kilyon kawin dengan dengan gadis bangsa Moab, yaitu Orpa dan Rut. Namun, kedua putra Naomi itu pun tidak lama kemudian meninggal dunia. Ketiga wanita itu kemudian tinggal dan hidup bersama supaya dapat saling menghibur atas kematian suaminya masing-masing.
Suatu ketika, Naomi memutuskan untuk pulang ke Betlehem. Dia mengajak kedua anak mantunya untuk tinggal dan kawin kembali karena mereka masih muda. Namun, mereka menolak dan ikut bersama Naomi ke Betlehem. Akhirnya, Orpa rela untuk menetap di negerinya sendiri. Dengan mencucurkan air mata, dia berpamitan dengan ibu mertuanya. Naomi berkata kepada Rut, “Iparmu Orpa sudah pulang kepada bangsanya dan kea-da allahnya; ayo, ikut saja iparmu itu!” Namun, Rut nekat ingin tetap bersama Naomi karena dia sangat mengasihi mertuanya itu. Dia berkata kepada mertuanya, “Ke mana engkau pergi, ke situ pun aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ juga aku bermalam; bangsamu adalah Dangsaku dan Allahmu adalah Allahku. Tiada yang dapar memisahkan aku dari engkau selain maut!”
(lih. Rut 1:1-17).
Cinta kasih menjadi pengikat antara Naomi dan Rut. Ternyata, Allah menggantungkan nasib dan kelanjutan hidup manusia bukan pertama-tama pada sarana-sarana lahiriah, seperti hujan dan tanah yang subur, melainkan terlebih dahulu pada cinta yang Dia letakkan dalam hati manusia. Cinta itu seakan-akan menjadi satu-satunva yang tidak diciptakan Tuhan, tetapi Allah seakan-akan mengambil cinta itu dari dalam perbendaharaan-Nya sendiri dan menanamnya ke dalam hati manusia yang telah diciptakan-Nya itu! Di seluruh semesta alam, tidak ada sesuatu yang begitu menakjubkan, selain justru kesanggupan manusia untuk mencintai.
Cinta membawa serta segala keutamaan yang lain, seperti keadilan, ketekunan, tanggung jawab, dan kerelaan berkorban. Hilangnya cinta dari hati seseorang lebih dahsyat daripada gempa bumi. Hilangnya cinta dari hati semua orang berarti tamatlah rivayat bangsa manusia di muka bumi ini! Yesus mengajak kita untuk saling mengasihi, misalnya dengan kata-kata Yesus dalam Injil Yohanes.
Diambil Dari:
52 Renungan Untuk Ibadat Lingkungan
Komisi Liturgi Pusat Pastoral Keuskupan Amboina
Kanisius 2012