Rekoleksi Keluarga Merawat Iman,

Rekoleksi Keluarga Merawat Iman

Pertemuan 2 : Makanan Rohani Keluarga

Setelah disegarkan dalam pertemuan pertama. Rekoleksi Keluarga Merawat Iman memasuki pertemuan yang kedua. Sesuai kesepakatan di pertemuan sebelumnya, kali ini tepat jam 16.00 atau 4 sore, acara dimulai. Acara dibuka oleh Bapak Roga selaku pembawa acara, dilanjutkan doa pembukaan oleh Bapak Bina. Selanjutnya Pak Roga bersama kaum muda memberikan ice breaking, sebelum dilanjutkan oleh Romo Bondhan yang kembali hadir menemani para peserta.

Dalam pengantar yang disampaikan, Romo Bondhan mengajak para peserta rekoleksi melihat kembali catatan-catatan maupun hal-hal yang sudah dilakukan sejak pertemuan pertama minggu lalu, hingga menjelang pertemuan kedua ini. Hal-hal tadi selanjutnya dirumuskan ke dalam 2 pertanyaan reflektif yang semestinya dijawab oleh setiap keluarga yang hadir. Pertanyaan pertama adalah kesadaran baru apa yang sudah dibangun di dalam keluarga setelah melakukan proses pengecekan spare parts. Pertanyaan ini dapat dijawab dengan rumusan “Ooo… ternyata….” atau dalam Bahasa Jawa “Ooo… jebule…” Pertanyaan kedua lebih kepada bagaimana usaha-usaha yang sudah dilakukan setiap keluarga peserta rekoleksi dalam mengusahakan berbagai macam praktek baik hidup beriman di dalam keluarga, khususnya dalam mengupayakan adanya doa bersama di dalam keluarga.

Selanjutnya, 37 keluarga yang hadir dalam pertemuan kedua ini (menurun dibandingkan pertemuan pertama sejumlah 44 keluarga), dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling menceritakan pengalaman-pengalaman mereka, khususnya setelah mengikuti pertemuan pertama. Jika sebelumnya pembagian kelompok dilakukan berbasiskan wilayah, kali ini dibuat acak. Jika kemarin dibagi menjadi 7 kelompok, kali ini dibagi menjadi 10 kelompok. Harapannya, dengan kelompok yang semakin banyak, kesempatan untuk saling belajar juga bisa semakin mendalam.

Dalam perbincangan yang cukup gayeng, setiap keluarga menceritakan pengalaman-pengalaman yang terjadi, sesuai arahan Romo Bondhan dalam pengantar. Mereka menceritakan bagaimana kesadaran baru yang mulai terbentuk di dalam keluarga mereka setelah mengikuti pertemuan pertama minggu yang lalu. sekaligus membagikan pengalaman mereka dalam mengusahakan praktek baik kehidupan beriman dalam keluarga mereka. Durasi waktu yang diberikan selama 30 menit tidak terasa, karena suasana yang terbangun di dalam kelompok sangat kondusif untuk perbincangan yang saling membangun.

Setelah waktu diskusi kelompok berakhir, Bapak Roga mempersilahkan semua peserta kembali ke Panti Paroki. Secara acak ditunjuklah beberapa perwakilan untuk membagikan pengalaman mereka. Penampil pertama diwakili oleh Ibu Siska yang menceritakan pengalamannya untuk mengusahakan praktek iman yang baik di dalam keluarga, meskipun pasutri tersebut berbeda keyakinan. Sedangkan Bapak Beni sebagai penampil kedua memberikan gambaran tentang tantangan-tantangan yang dialami untuk dapat mengupayakan doa bersama dalam keluarga. Ibu Sari sebagai pengampil ketiga menceritakan kesadaran baru yang terbentuk di dalam keluarganya, untuk tetap mengadakan kesempatan berkumpul bersama, walaupun setiap anggota keluarga memiliki aktivitas masing-masing.  Sebagai apresiasi, ketiga personil ini mendapatkan hadiah hadir dari panitia.

Selanjutnya Romo Bondhan memberikan peneguhan sekaligus pembelajaran iman. Dalam penjelasan yang disampaikan, Romo Bondhan menyampaikan tentang 3 jenis makanan untuk manusia. Pertama makanan bagi tubuh (bentuknya tentu bermacam-macam, dan banyak dijual di warung-warung sampai UMKM Paroki Palur…). Kedua adalah makanan bagi jiwa. Bentuk makanan ini lebih mengarah kepada hal-hal yang sifatnya afeksi, atau yang terkait dengan perasan-perasaan, seperti pujian, apresiasi, dll. Makanan yang ketiga adalah makanan bagi roh atau makanan rohani. Makanan rohani tentunya akan berpengaruh kepada pertumbuhan rohani seseorang. Semakin banyak asupan makanan rohani yang masuk, pertumbuhan rohani seseorang juga semakin akan bertambah. Karena banyak dijumpai orang yang kenyang jiwa raganya, tetapi rohaninya kelaparan (menurut Romo Bondhan…).

Maka yang menarik dalam pemaparan Romo Bondhan kali ini adalah ketika ada penjelasan tentang Kitab Suci, dari perjanjian lama hingga perjanjian baru. Mengapa Kitab Suci orang Kristen disebut sebagai kitab perjanjian (bukan kitab hukum ataupun kitab jual beli…) dijelaskan oleh Romo Bondhan dengan kalimat-kalimat yang sederhana yang mudah dipahami peserta. Termasuk juga penjelasan secara historis tentang 9 kitab yang dikenal dengan nama Deuterokanonika, yang digunakan oleh Gereja Katolik, tetapi tidak digunakan oleh saudara kita, Gereja Protestan.

 

Tanpa terasa, saking menariknya, penjelasan ini memakan waktu lebih dari 1 jam. Dan sebagai tugas untuk para peserta selanjutnya, mereka diminta untuk merangkum isi Injil dalam 4 minggu ke depan, dan mengambil kesimpulan atau pesan yang akan disampaikan oleh Injil setiap minggunya. Setiap keluarga juga dipersilahkan untuk memilih ayat emas dalam Alkitab sebagai inspirasi bagi keluarga mereka masing-masing.

 

Pertemuan kedua dalam rekoleksi ini ditutup dengan jogged bersama semua peserta, termasuk bersama Frater Bram dan para anak yang ikut hadir dalam pertemuan ini. Kesimpulan pertemuan kedua ini adalah “Jika doa merupakan makanan pokok rohani, maka Kitab Suci adalah lauk-pauk, sayuran, dan buah-buahannya…”

Penulis : Alexander Arief R

Share:

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn