Pertemuan 3 : Iman kepada Allah Tritunggal
Jika di pertemuan pertama lalu diasumsikan sebagai makanan pokok bagi kehidupan rohani, maka pertemuan kedua menjadi lauk-pauknya. Pertemuan ketiga ini bisa dianggap sebagai minuman yang menyegarkan dalam kegiatan rekoleksi ini. Karena setelah dikenyangkan dengan doa dan sabda, sudah saatnya iman kita disegarkan lagi dengan kredo yang seringkali kita daraskan, namun sulit dipahami.
Pertemuan ketiga dalam rangkaian kegiatan Rekoleksi Keluarga Merawat Iman ini dilaksanakan dalam suasana kegiatan yang rapet sekaligus rengket. Jika di rumah para peserta disibukkan dengan berbagai macam kegiatan persiapan menyambut HUT RI ke 79, begitu juga yang terjadi di tingkat paroki. Setelah perayaan Ekaristi di pagi hari, kegiatan yang dilaksanakan adalah sarasehan kebangsaan, yang dihadiri oleh para umat yang terlibat di dalam kepengurusan kegiatan kemasyarakatan, baik sebagai Ketua RW, Ketua RT, sampai mereka yang hanya bertugas ronda dan mengambil jimpitan.
Tak lama kemudian, panti paroki ditata lagi untuk kegiatan rekoleksi keluarga ini. Maka memang suasana sedikit kemrungsung begitu terasa sebelum para peserta masuk dan mengikuti kegiatan ini. Dan pertemuan kali ini masih dihadiri sekaligus didampingi oleh Romo Bondhan sebagai nara sumber. Pertemuan dibuka oleh Bapak Roga selaku pemandu acara. Setelah doa pembuka, para peserta diajak untuk berjoged kewer-kewer sebagai ice breaking. Sesudah itu, barulah Romo Bondhan masuk ke dalam pengantar, sebelum para peserta berdiskusi dalam kelompok.
Dalam pengantar, Romo Bondhan mengajak para peserta rekoleksi membagikan dalam kelompok tentang 2 hal. Pertama apa saja kutipan kitab suci yang dipilih? Dan apa yang menarik dari kutipan kitab suci tersebut? Yang kedua bagaimana anak-anak merespon kutipan-kutipan kitab suci yang dipajang di rumah? Dan diskusi dalam kelompok-kelompok kecil juga mengikuti arahan yang disampaikan Romo Bondhan tersebut.
Setelah belajar bersama dalam kelompok, para peserta kembali ke panti paroki. Dari perwakilan peserta, akhirnya dipilih 2 orang secara acak untuk membagikan pengalaman-pengalaman mereka. Mereka yang terpilih ini adalah Ibu Rita dan Bapak Julius. Ibu Rita membagikan pengalamannya bahwa kehidupan doa dan rohani merupakan warisan yang diturunkan dari orangtuanya. Sedangkan Bapak Julius membagikan pengalaman memaknai Kitab Suci, yang menguatkan dalam perjalanan hidup keluarga, yang sampai saat ini sudah memasuki usia 21 tahun perkawinan.
Setelah mendengarkan sharing dari perwakilan peserta rekoleksi, saatnya para peserta mendapatkan pembekalan dan penguatan dari Romo Bondhan. Pada kesempatan ini Romo Bondhan memulai dengan meminta peserta menjawab pertanyaan benar salah (true-false questions). Dari 10 pernyataan (statements) yang diberikan, para peserta hanya diminta menjawab benar atau salah.
Setelah semuanya dijawab oleh para peserta, giliran Romo Bondhan ngonceki setiap hal yang secara lebih mendalam, dalam suasana yang santai. Dari pembahasan-pembahasan tersebut, ditemukan bahwa pemahaman kita tentang Allah Tritunggal terkadang sering kurang tepat, karena memang hal ini bukanlah hal yang mudah untuk dipahami.
Allah Bapa seringkali diterjemahkan sebagai Allah yang Maha Kuasa, tetapi belum sampai tahap ke Allah yang Maha Baik. Karena seringkali manusia terjebak bahwa Allah mengatur segala sesuatu, sampai ke hal-hal detail yang semestinya menjadi bagian manusia. Romo Bondhan memberikan pemahaman bahwa Allah tidak mengatur setiap detail hidup manusia, tetapi hanya menentukan rencana, dan bagian manusia untuk memutuskan. Memang seringkali Keputusan-keputusan manusia, tidak sesuai rencana Allah. Meskipun demikian, Allah tetap memiliki rencana-rencana baru untuk kehidupan manusia selanjutnya. Allah Putra tercermin melalui sosok pribadi Yesus Kristus yang mengajarkan cinta kasih termasuk dengan mendobrak pemahaman-pemahaman lama. Salah satunya adalah penempatan relasi Allah dan Manusia sebagai relasi bapak dan anak. Yesus mendobrak pemahaman saat itu bahwa relasi Allah dan Manusia sebagai relasi tuan dan hamba. Sedangkan Allah Roh Kudus berkarya dalam hidup melalui cara-cara yang seringkali tidak bisa dipahami. Dan Allah Roh Kudus berkarya melalui para pemimpin Gereja, termasuk para imam yang berkarya di paroki. Jadi meskipun para imam yang berkarya di paroki senantiasa berganti dengan karakter dan gayanya masing-masing, namun sampai saat ini umat Katolik tidak terpecah-pecah dan gereja-Nya masih utuh sampai saat ini. Itulah salah satu karya Allah Roh Kudus di dalam Gereja Katolik.
Mas Kliwon dan Mbak Tiwuk yang juga mengikuti rekoleksi ini memberikan testimoni. Bahwa hal-hal seperti ini sebenarnya sangat sederhana namun sangat penting, karena menjadi dasar dalam pemahaman iman, khususnya tentang Kristus yang kita Imani.
Selanjutnya Romo Bondhan memberikan penugasan untuk pertemuan berikutnya. Dalam penugasan kali ini setiap keluarga diajak untuk menyediakan waktu dan kesempatan untuk saling berbincang-bincang. Topik perbincangan mengenai beberapa hal, mulai dari hal-hal yang menimbulkan ungkapan syukur, sampai dengan siapa saja yang dirasa menjadi musuh-musuh dalam keluarga. Hal ini nantinya yang akan diulas dalam pertemuan berikutnya
Kesimpulan pertemuan kedua ini adalah “Iman kepada Allah Tritunggal sudah dinyatakan dalam syahadat kita. Kita merasakan karya Allah Tritunggal, meskipun seringkali tidak kita sadari dan pahami…”
Penulis : Alexander Arief R